14 Desember 2008...
Minggu pagi, aku menjumpai mamaku yang terbaring di atas tempat tidur. Beliau saat itu baru sehari di rumah setelah sepuluh hari dirawat di rumah sakit. "Tolong Mama pulangkan ke rumah.. Mama ingin dirawat di rumah saja..", itu permintaan Mama saat di RS.
Sebetulnya kami anak-anaknya dan papa berat untuk memenuhi permintaan Mama. Mengingat penyakit jantung yang diderita Mama memerlukan perawatan intensif di RS. Tapi karena Mama ngotot ingin pulang maka kami sekeluarga berembug memenuhi permintaan Mama. Setelah mengurus segala administrasi RS akhirnya Mama bisa pulang dengan mobil ambulans RS. Nampak wajah Mama begitu bahagia setelah kami ceritakan bahwa Mama akan segera kembali ke rumah.
Pagi itu kulihat wajah Mama nampak lebih bugar. "Alhamdulillah...mudah-mudahan ini pertanda baik Mama akan sembuh.. Ya Allah..mudah-mudahan Mamaku diberikan kesembuhan dari penyakitnya..," doaku saat itu.
Hari beranjak siang, waktu menunjukkan pukul 10.00 pagi. "Ma, aku tinggal sebentar ya. Aku mau ke dapur, nanti aku masakin Mama sayur sup yang lezat ya!" bujukku. Mama memandangku dengan senyum. Tugas mendampingi Mama beralih pada Linda, adikku yang nomor tiga.
Aku pun bergegas menuju dapur, meramu sayur sup dan memasaknya menjadi hidangan santap siang buat Mama. "Ma, ini sudah aku buatkan supnya, dimakan ya Ma!" bujukku siang itu.
Perlahan aku menyuapkan beberapa sendok nasi dan sup hangat pada Mama. Walaupun beliau terbaring lemah tapi terlihat begitu antusias menyantap sup buatanku. "Ma, enak kan supnya? Nah..habiskan ya Ma?" bisikku lembut di telinganya.
Setelah menyantap beberapa sendok nasi dan supnya Mama memalingkan wajah pertanda beliau tidak mau lagi melanjutkan makannya. "Sudah.. Mama kenyang". Walaupun aku agak sedikit kecewa tapi aku sudah cukup puas siang itu Mama telah menyantap makan siangnya. Mudah-mudahan Mama segera pulih, batinku.
Waktu pun terus bergulir.. Saat itu waktu menunjukkan pukul 14.45 WIB ketika kudengar adikku Linda berteriak histeris. "Mama..Mama.." Selanjutnya suasana berubah gaduh lantaran kami sekeluarga berhamburan mendekati Mama. Saat itu kulihat nafas Mama terengah-engah. Sorot matanya tak lagi fokus. Ya Allah..kenapa Mamaku? Apakah dia akan segera pergi meninggalkan kami? Oh tidak! Aku tak mau meneruskan pikiran yang berkecamuk dalam benakku saat itu. Aku belum siap ditinggal Mama pergi...
Namun, Allah berkehendak lain.. Dalam waktu 15 menit setelah itu..perlahan-lahan nafas Mama melemah.. Dan sorot matanya pun juga melemah.. Ya Allah.. kalau memang Mama dipanggil menghadap sang Khalik tak ada satu pun yang bisa mencegah.. Kami ikhlas..
Kami sekeluaga, empat orang anaknya dan papa serta beberapa kerabat yang saat itu ada di rumah menuntun Mama mengucap sahadat.. menuntun Mama untuk kembali kepada sang Pencipta.. Ya Allah, lapangkanlah jalan beliau menuju sang Pencipta..
Aku seperti tak percaya menghadapi kenyataan ini. Baru dua jam yang lalu aku menyuapkan sup masakanku untuk Mama. Namun tak lama berselang Mama pergi meninggalkan kami.. Ya Allah, ternyata itu sup terakhir untuk Mama....
Setelah lebih empat tahun sejak kepergian Mama.. Aku terkenang peristiwa itu dimana kali terakhir aku berbakti untuk Mama. I love you, Mama..
Semoga Mama tenang di sisi-Nya dan dimudahkan jalannya :)
BalasHapusMakasih mbak Anaz atas doanya..
BalasHapustapi masih sempet dibuatkan sup ya, mbak. itu sangat berarti lho.
BalasHapus@fanny: iya mbak..itu kenangan terakhirku bersama mama..
BalasHapusAlmarhumah pasti telah pergi dengan bahagia karena sup terakhir itu bukti cinta... Kini Almarhumah pasti juga telah tenang disisiNYA mbak...
BalasHapusKenangan indah yang tak akan pernah terlupakan ya?
@the others: betul sekali Mbak.. Kenangan tak terlupakan..
BalasHapusasalamualaikum
BalasHapusmba bisa nyuapin sup menjelang kepergian Mamanya
pasti terkenang terus kala itu mba
semoga Allah swt memberkahi anak yang berbakti.
@nura: mksh mbak sdh berkunjung ke blogku.. Apa kbr, smga mbak Nura dan keluarga dlm keadaan sehat ya..
BalasHapussemoga mamanya khusnul khotimah dan tenang di sisiNya ya mba. Turut mendoakan sebagai anak
BalasHapus@windy: mksh Mbak atas doanya..
BalasHapusHalo mbak, kunjungan balik dari CuteCoconut :) semoga mamanya diterima di sisiNya ya..alhamdulillah mbak Rita ada disampingnya waktu itu.
BalasHapus@shelomita: mksh kunjungan baliknya ya..
BalasHapusJadi ingat ayah saya yang pergi 8 tahun lalu... :(
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus@matris: mksh kunjungannya..
BalasHapusBiasanya sebelum meninggal, almarhum akan terlihat lebih sehat dan bugar. Semoga mama diberi ketenangan dan kelapangan di sisi-Nya. Amiin
BalasHapus@susi: mksh mbak atas kunjungannya dan supportnya..
BalasHapusAku jadi sedih setelah membacanya, cerita yang mengharukan -____-
BalasHapusNiche blog
Sedih :'(
BalasHapus@catatan irfan: mksh ya sdh berkunjung..
BalasHapus@EGI: mksh dah mampir ke sini..
BalasHapusbunda Rita :')
BalasHapussemangat selalu ya Bun.
Selalu doakan kebaikan utk Mama di sana
Mksh atensinya ya mbak ..
HapusKe sini dari postingan Mbak Nyi, hehehe.
BalasHapusBerarti meninggalnya tahun 2004 ya, Mbak? Almarhumah pasti sudah tenang ya disisiNya... ^_^
Makasih atensinya Mba.. Mama almarhumah meninggal Des 2008 Mba..
Hapus