Alhasil, setelah rangkaian prosesi ibadah umroh mulai dari tawaf, sa'i dan tahalul selesai, tujuan selanjutnya adalah mencium batu Hajar...
Alhasil, setelah rangkaian prosesi ibadah umroh mulai dari tawaf, sa'i dan tahalul selesai, tujuan selanjutnya adalah mencium batu Hajar Aswad. Tapi keinginan itu tak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Beribu-ribu manusia merapat ke Ka'bah mencoba mendekati Hajar Aswad. Ada yang berhasil, ada pula yang tidak.
Akhirnya, aku bersama dua orang teman bertekad mencium Hajar Aswad sampai dapat. Kedua orang temanku bernama Rasidah, seorang ibu hamil usia empat bulan. Satu lagi namanya Elsa. Aku, Rasidah dan Elsa mengikuti gelombang manusia meringsek perlahan mendekati Hajar Aswad.
Ketika berbaur dengan ribuan manusia kami terpencar. Aku tak melihat lagi kemana dua orang temanku tadi.
Ternyata, Rasidah mengikuti seorang lelaki hitam bertubuh besar. Mungkin lelaki itu berkebangsaan Afrika. Lelaki itu mencium Hajar Aswad kemudian baru Rasidah mengambil celah di belakangnya dan dapat mencium Hajar Aswad pula. Rasidah, seorang ibu hamil ternyata dapat mencium Hajar Aswad lebih dulu dibandingkan kami. Aku melihatnya dengan jelas karena aku berada tak jauh darinya.
Aku mencoba merapat lebih dekat. Ada jerit tangis histeris dari orang-orang yang semakin ramai. Histeris karena berhasil mencium Hajar Aswad atau apalah, mungkin histeris karena gagal. Seorang wanita tua bahkan terlempar, terombang-ambing dalam gelombang manusia di sana. Wanita itu hampir pingsan. Bahkan ada lagi wanita seusiaku yang benar-benar pingsan terhimpit sesaknya manusia di sana.
"Rita, bagaimana kita? Apa kamu yakin bisa mencium Hajar Aswad sekarang? Lihat wanita-wanita itu bahkan ada yang pingsan dan hampir terinjak yang lain. Lebih baik kita minggir saja."
"Aku tetap akan mencobanya, Elsa. Kita zikir dan bershalawat saja." kataku meyakinkannya.
Akhirnya, setelah berzikir dan bershalawat, aku bisa juga mencium Hajar Aswad. Demikian pula Elsa ternyata dia berada di belakangku dan berhasil pula. Ternyata dengan keyakinan kita dapat meraih yang kita inginkan. Tentu saja semua ini atas ijin Allah SWT. Alhamdulillah ya Allah, terimakasih atas sekempatan ini ya Allah...
Akhirnya, aku bersama dua orang teman bertekad mencium Hajar Aswad sampai dapat. Kedua orang temanku bernama Rasidah, seorang ibu hamil usia empat bulan. Satu lagi namanya Elsa. Aku, Rasidah dan Elsa mengikuti gelombang manusia meringsek perlahan mendekati Hajar Aswad.
Ketika berbaur dengan ribuan manusia kami terpencar. Aku tak melihat lagi kemana dua orang temanku tadi.
Ternyata, Rasidah mengikuti seorang lelaki hitam bertubuh besar. Mungkin lelaki itu berkebangsaan Afrika. Lelaki itu mencium Hajar Aswad kemudian baru Rasidah mengambil celah di belakangnya dan dapat mencium Hajar Aswad pula. Rasidah, seorang ibu hamil ternyata dapat mencium Hajar Aswad lebih dulu dibandingkan kami. Aku melihatnya dengan jelas karena aku berada tak jauh darinya.
Aku mencoba merapat lebih dekat. Ada jerit tangis histeris dari orang-orang yang semakin ramai. Histeris karena berhasil mencium Hajar Aswad atau apalah, mungkin histeris karena gagal. Seorang wanita tua bahkan terlempar, terombang-ambing dalam gelombang manusia di sana. Wanita itu hampir pingsan. Bahkan ada lagi wanita seusiaku yang benar-benar pingsan terhimpit sesaknya manusia di sana.
"Rita, bagaimana kita? Apa kamu yakin bisa mencium Hajar Aswad sekarang? Lihat wanita-wanita itu bahkan ada yang pingsan dan hampir terinjak yang lain. Lebih baik kita minggir saja."
"Aku tetap akan mencobanya, Elsa. Kita zikir dan bershalawat saja." kataku meyakinkannya.
Akhirnya, setelah berzikir dan bershalawat, aku bisa juga mencium Hajar Aswad. Demikian pula Elsa ternyata dia berada di belakangku dan berhasil pula. Ternyata dengan keyakinan kita dapat meraih yang kita inginkan. Tentu saja semua ini atas ijin Allah SWT. Alhamdulillah ya Allah, terimakasih atas sekempatan ini ya Allah...
COMMENTS