Semalam aku mendapat sms dari seorang teman kuliah, Usuf namanya. Bunyinya begini: "Rita, aku sudah ujian tesis hari Senin tanggal 12 A...
Semalam aku mendapat sms dari seorang teman kuliah, Usuf namanya. Bunyinya begini: "Rita, aku sudah ujian tesis hari Senin tanggal 12 April 2010. Kamu bagaimana? Cepatlah selesaikan tesismu, biar nggak pusing lagi!"
Aku membalas smsnya, begini bunyinya: "Thanks sudah ngabarin aku. Kita kan sudah janjian, mau ujian bareng? Tapi kamu udah nyalip, ninggalin aku?!"
Si Usup membalas: "Sorry, aku tak bisa nunggu kamu terus. Sudah hampir dua bulan aku nunggu, tapi kamu tak pernah siap kalau kuajak bimbingan bareng-bareng ke dosen pembimbing!"
Akhirnya, aku nulis sms penutup, begini bunyinya: "Ya sudah! Sekali lagi makasih dah ngingetin aku! Mudah-mudahan aku masih sempat bimbingan, biar kita wisuda sama-sama ya!"
"Ok. Jangan males lagi, Buk! Nurutin sibuk, banyak kerjaan kantor, yah nggak kelar-kelar donk..!" balas si Usup melalui sms-nya.
Begitulah, sms dari seorang temanku. Sebetulnya aku sebel banget mengetahui dia sudah mengikuti ujian tesis. Kami tercatat sebagai mahasiswa program S2 di salah satu perguruan tinggi swasta di kota kami. Bukannya mau gaya-gayaan sekolah S2. Tapi memang sudah seharusnya kita terus menggali ilmu pengetahuan. Lagi pula, sebagai pegawai negeri, kami tak bisa naik golongan empat kalau hanya tamatan S1. Kalau sudah S2, tanpa mendapat eselon pun kami sudah bisa naik golongan IV/a.
Memang, sejak aku mengikuti ujian proposal tesis pada pertengahan Januari 2010, penyakit malas kumat lagi. Entah kenapa, malas betul nulis perbaikan-perbaikan untuk bab IV, V dan VI. Padalah, tinggal selangkah lagi, aku pun sebetulnya bisa juga ujian! Tapi, bagaimana mau ujian, kalau sampai saat ini pun aku belum pernah menyentuh tesisku itu untuk diperbaiki dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing?
Alhasil, aku menyadari memang aku pemalas koq! Coba kalau aku rajin bimbingan, mungkin aku sudah ikut yudiasium I pada akhir Maret tadi bareng Mbak Rika! Kata-kata support yang sering dilontarkan Mbak Rika selama ini tak mempan! Aku memilih tenggelam dalam kesenanganku semata. Aku lebih asyik nulis dan mengutak-atik blog pribadiku. Padahal, tugas utamaku adalah menulis tesis dan menyelesaikan tulisannya sampai aku bisa ujian!
Sejak hari ini, aku memutuskan untuk mengurangi frekuensi nulis di blog. Aku mau konsen dulu ke tesisku yang belum kelar-kelar. Ntar kalau sudah ujian, baru aku aktif lagi nulis di blog ini.
Aku membalas smsnya, begini bunyinya: "Thanks sudah ngabarin aku. Kita kan sudah janjian, mau ujian bareng? Tapi kamu udah nyalip, ninggalin aku?!"
Si Usup membalas: "Sorry, aku tak bisa nunggu kamu terus. Sudah hampir dua bulan aku nunggu, tapi kamu tak pernah siap kalau kuajak bimbingan bareng-bareng ke dosen pembimbing!"
Akhirnya, aku nulis sms penutup, begini bunyinya: "Ya sudah! Sekali lagi makasih dah ngingetin aku! Mudah-mudahan aku masih sempat bimbingan, biar kita wisuda sama-sama ya!"
"Ok. Jangan males lagi, Buk! Nurutin sibuk, banyak kerjaan kantor, yah nggak kelar-kelar donk..!" balas si Usup melalui sms-nya.
Begitulah, sms dari seorang temanku. Sebetulnya aku sebel banget mengetahui dia sudah mengikuti ujian tesis. Kami tercatat sebagai mahasiswa program S2 di salah satu perguruan tinggi swasta di kota kami. Bukannya mau gaya-gayaan sekolah S2. Tapi memang sudah seharusnya kita terus menggali ilmu pengetahuan. Lagi pula, sebagai pegawai negeri, kami tak bisa naik golongan empat kalau hanya tamatan S1. Kalau sudah S2, tanpa mendapat eselon pun kami sudah bisa naik golongan IV/a.
Memang, sejak aku mengikuti ujian proposal tesis pada pertengahan Januari 2010, penyakit malas kumat lagi. Entah kenapa, malas betul nulis perbaikan-perbaikan untuk bab IV, V dan VI. Padalah, tinggal selangkah lagi, aku pun sebetulnya bisa juga ujian! Tapi, bagaimana mau ujian, kalau sampai saat ini pun aku belum pernah menyentuh tesisku itu untuk diperbaiki dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing?
Alhasil, aku menyadari memang aku pemalas koq! Coba kalau aku rajin bimbingan, mungkin aku sudah ikut yudiasium I pada akhir Maret tadi bareng Mbak Rika! Kata-kata support yang sering dilontarkan Mbak Rika selama ini tak mempan! Aku memilih tenggelam dalam kesenanganku semata. Aku lebih asyik nulis dan mengutak-atik blog pribadiku. Padahal, tugas utamaku adalah menulis tesis dan menyelesaikan tulisannya sampai aku bisa ujian!
Sejak hari ini, aku memutuskan untuk mengurangi frekuensi nulis di blog. Aku mau konsen dulu ke tesisku yang belum kelar-kelar. Ntar kalau sudah ujian, baru aku aktif lagi nulis di blog ini.
ya jelas beda dong. yg satu pake mikir dan penelitian, yg satu, bisa asal aja ya. hehee
BalasHapus