Seorang teman, sebut saja namanya si XX, menyapa saat sedang online di jejaring facebook. "Halo apa kabar, kemana aja nih, koq gak p...
Seorang teman, sebut saja namanya si XX, menyapa saat sedang online di jejaring facebook.
"Halo apa kabar, kemana aja nih, koq gak pernah online lagi?' sapanya.
"Kabar baik." balasku singkat. "Aku selalu online koq, tapi memang aku jarang buat status atau komen di facebook. Aku lebih suka mengutak-atik blog." lanjutku.
Yah, paling-paling cuma buka doang, melihat up-date status teman-teman. Kadang statusnya bikin kita tersenyum lantaran lucu. Kadang postingan mereka bikin hati miris lantaran komen-komennya yang terasa tidak pantas ditulis di facebook.
Saat membaca up-date status dari teman lainnya, seolah-olah apa yang ditulisnya di status facebook adalah bentuk ekspos jati dirinya sesungguhnya. Dia dengan 'vulgarnya' (lho koq vulgar? serem banget istilahnya, hikhik..) mengkapkan bahwa dirinya mendapatkan promosi jabatan yang cukup bergengsi. Padahal jabatan itu belum tentu lho menjadi miliknya. Kan masih banyak tahapan-tahapan yang mesti dilalui. Bahkan tidak menutup kemungkinan jabatan itu justru jatuh pada orang lain. Kalau sudah begini apa kita tidak malu sudah mengeksposnya ke orang lain?
Dalam kesempatan lainnya, aku melihat up-date status teman, yang isinya selalu keluhan-keluhan. Apa gak bosen ya mengeluh terus? Bukankah masih ada cara lain membuat status yang lebih bermanfaat bagi orang lain yang membacanya?
Well, apa pun pilihan teman-teman tersebut sesungguhnya adalah hak mereka untuk menulis up-date status mereka di facebook dengan komen yang beragam. Tetapi yang perlu dingat, harus hati-hati menulis status. Sebab, bisa saja ada yang tersinggung dengan status yang kita tulis, lho. Apalagi Undang-undang Informasi Teknologi sudah diberlakukan. Sebut saja kisah seorang ibu muda di Jakarta yang tersandung kasus dan dijerat masalah hukum, gara-gara menulis keluh-kesahnya terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh salah satu rumah sakit swasta. Ibu muda itu akhirnya dipenjara karena terbukti melanggar Undang-undang Informasi Teknologi.
Oleh karena itu aku lebih tertarik menulis dalam blog pribadiku. Sebab, aku bisa menulis apa saja. Aku bisa menulis curhat-curhatku dengan leluasa tanpa menyinggung perasaan orang lain. Sejak punya blog, aku punya teman baru dari dunia maya dan bertukar informasi dengan membuat link ke blog mereka. Ketika membaca link blog teman-teman, ada saja hal-hal baru yang menarik buat dibaca. Dengan membuat link blog beberapa teman, tulisan yang aku baca pun beragam Sejak nge-add blog teman dan rutin membukanya, aku jadi lebih hemat nih. Soalnya, tak perlu lagi beli beragam majalah, cukup buka blog teman, dan dapat sudah informasi yang aku inginkan.
Thanks teman atas kesediaannya bertukar link denganku..
"Halo apa kabar, kemana aja nih, koq gak pernah online lagi?' sapanya.
"Kabar baik." balasku singkat. "Aku selalu online koq, tapi memang aku jarang buat status atau komen di facebook. Aku lebih suka mengutak-atik blog." lanjutku.
Yah, paling-paling cuma buka doang, melihat up-date status teman-teman. Kadang statusnya bikin kita tersenyum lantaran lucu. Kadang postingan mereka bikin hati miris lantaran komen-komennya yang terasa tidak pantas ditulis di facebook.
Saat membaca up-date status dari teman lainnya, seolah-olah apa yang ditulisnya di status facebook adalah bentuk ekspos jati dirinya sesungguhnya. Dia dengan 'vulgarnya' (lho koq vulgar? serem banget istilahnya, hikhik..) mengkapkan bahwa dirinya mendapatkan promosi jabatan yang cukup bergengsi. Padahal jabatan itu belum tentu lho menjadi miliknya. Kan masih banyak tahapan-tahapan yang mesti dilalui. Bahkan tidak menutup kemungkinan jabatan itu justru jatuh pada orang lain. Kalau sudah begini apa kita tidak malu sudah mengeksposnya ke orang lain?
Dalam kesempatan lainnya, aku melihat up-date status teman, yang isinya selalu keluhan-keluhan. Apa gak bosen ya mengeluh terus? Bukankah masih ada cara lain membuat status yang lebih bermanfaat bagi orang lain yang membacanya?
Well, apa pun pilihan teman-teman tersebut sesungguhnya adalah hak mereka untuk menulis up-date status mereka di facebook dengan komen yang beragam. Tetapi yang perlu dingat, harus hati-hati menulis status. Sebab, bisa saja ada yang tersinggung dengan status yang kita tulis, lho. Apalagi Undang-undang Informasi Teknologi sudah diberlakukan. Sebut saja kisah seorang ibu muda di Jakarta yang tersandung kasus dan dijerat masalah hukum, gara-gara menulis keluh-kesahnya terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh salah satu rumah sakit swasta. Ibu muda itu akhirnya dipenjara karena terbukti melanggar Undang-undang Informasi Teknologi.
Oleh karena itu aku lebih tertarik menulis dalam blog pribadiku. Sebab, aku bisa menulis apa saja. Aku bisa menulis curhat-curhatku dengan leluasa tanpa menyinggung perasaan orang lain. Sejak punya blog, aku punya teman baru dari dunia maya dan bertukar informasi dengan membuat link ke blog mereka. Ketika membaca link blog teman-teman, ada saja hal-hal baru yang menarik buat dibaca. Dengan membuat link blog beberapa teman, tulisan yang aku baca pun beragam Sejak nge-add blog teman dan rutin membukanya, aku jadi lebih hemat nih. Soalnya, tak perlu lagi beli beragam majalah, cukup buka blog teman, dan dapat sudah informasi yang aku inginkan.
Thanks teman atas kesediaannya bertukar link denganku..
hehe....
BalasHapussalam kenal ya...
makasih banyak infonya
Setuju tuh non, emang kayaknya mesti bijak & hati2 kalo nulis di fb, jangan sampe vulgar seperti istilahnya non. Bang Pendi juga punya akun fb tapi cuman ngeliat pesen masuk doang...he..he
BalasHapusalam hangat & sehat selalu...
Sama Mba, gw juga jarang banget bikin status di FB. Paling FB gw gunakan untuk ceting sama teman, sahabat, dan keluarga di tanah air. Plus imel2an ajah kalo ada yang penting2.
BalasHapusYup, saat gw punya blog, gw ngerasa hepi coz tambah banyak temen. Uneg2 ato cerita2 yang banyak berkeliaran di kepala juga bisa dituangkan.
Ocreh deh Mba, semangat terus yah nge-blognya :-)
lebih asik ngeblog sih
BalasHapuskalo curhat di blog bisa nulis panjaaaaaaaaaaaaaaang
BalasHapusblogger.com belom ngasi batasan
kalo di fb ada aturan baru cuma bisa 452 karakter (berubah turun dari dulunya 5000 karakter)
setuju dg bang atta. di blog bisa cerita panjang dan lebar.
BalasHapusDateng lagi hujan2...mao cari kopi susu...he...he
BalasHapusMakasih dah berkunung...
Salam hangat & sehat selalu...
setuju saya bun, lebih baik ngeblog
BalasHapusMksh atensinya dan Mba..
Hapus