Duapuluh tahun yang lalu, saat aku berlibur bareng sahabatku Vivi ke Jakarta... Di Jakarta aku menginap di rumah kakak perempuan Vivi, nam...
Duapuluh tahun yang lalu, saat aku berlibur bareng sahabatku Vivi ke Jakarta...
Di Jakarta aku menginap di rumah kakak perempuan Vivi, namanya Mbak Eca. Mbak Eca sudah menikah dan memiliki seorang putri mungil yang cantik. Sedang suaminya bekerja pada salah satu perusahaan asing di Jakarta. Selain itu Mas Ucang (suaminya Mbak Eca) punya profesi sampingan, yaitu jual beli mobil bekas. Sebagai seorang 'pengusaha mobil bekas' tentu saja Mas Ucang banyak relasinya. Telpon di rumahnya pun tak henti berdering. "Mungkin dari relasi bisnisnya," pikirku.
Pernah suatu hari telpon berdering. Karena tidak ada orang terpaksa deh aku jadi operator telpon sesaat. Mbak Eca sedang mengantar putri kecilnya ke sekolah, sedang sahabatku Vivi belanja sayur di warung dekat rumah.
"Halo, selamat pagi.. Bisa bicara dengan Pak Kausar?" tanya sebuah suara dari seberang sana.
"Selamat pagi juga.. Maaf Pak, kayaknya salah sambung, di sini tidak ada yang namanya Pak Kausar!" kataku sok tahu.
"Oh.. kalau begitu maaf ya.." suara di seberang sana memutus hubungan telpon.
Selang beberapa menit kemudian, telpon pun berdering lagi. "Halo.. bisa bicara dengan Pak Kausar?" terdengar suara dari seberang sana, lagi-lagi menanyakan Pak Kausar. Aku pun terpaksa menjelaskan kembali kepada orang di seberang telpon sana, bahwa tidak ada yang namanya Pak Kausar di rumah ini.
Masih dalam hitungan beberapa menit kemudian, telpon berdering lagi. "Halo.. bisa bicara dengan Pak Kausar?"
Nah lho..! Agaknya ada yang tidak beres nih? Koq lagi-lagi ada orang menanyakan Pak Kausar. Suaranya mirip lagi dengan penelpon pertama dan kedua. Aku pun kembali menjelaskan dengan nada suara meninggi bahwa TIDAK ADA YANG BERNAMA PAK KAUSAR DI RUMAH INI!
Tapi si empunya suara dibalik telpon itu meyakinkanku bahwa dia tidak salah sambung. Karena setelah dicocokkan nomor telponnya denganku memang benar tuh nomor yang dituju orang tersebut adalah nomor telpon rumahnya Mbak Eca dan Kak Ucang.
Nah, kini giliran aku yang kebingungan. Sampai akhirnya aku menceritakan pengalamanku barusan pada sahabatku Vivi yang baru tiba dari warung. Tapi si Vivi bukannya kebingungan malah dia mentertawakanku.
"Hahaha... Eh sory aku lupa cerita.. Kak Ucang itu nama panggilan sehari-hari di rumah dan nama panggilan dalam keluarga. Kalau nama aslinya ya itu Kausar!"
Hahaha... aku pun ikut tertawa geli menyadari hal itu..
Di Jakarta aku menginap di rumah kakak perempuan Vivi, namanya Mbak Eca. Mbak Eca sudah menikah dan memiliki seorang putri mungil yang cantik. Sedang suaminya bekerja pada salah satu perusahaan asing di Jakarta. Selain itu Mas Ucang (suaminya Mbak Eca) punya profesi sampingan, yaitu jual beli mobil bekas. Sebagai seorang 'pengusaha mobil bekas' tentu saja Mas Ucang banyak relasinya. Telpon di rumahnya pun tak henti berdering. "Mungkin dari relasi bisnisnya," pikirku.
Pernah suatu hari telpon berdering. Karena tidak ada orang terpaksa deh aku jadi operator telpon sesaat. Mbak Eca sedang mengantar putri kecilnya ke sekolah, sedang sahabatku Vivi belanja sayur di warung dekat rumah.
"Halo, selamat pagi.. Bisa bicara dengan Pak Kausar?" tanya sebuah suara dari seberang sana.
"Selamat pagi juga.. Maaf Pak, kayaknya salah sambung, di sini tidak ada yang namanya Pak Kausar!" kataku sok tahu.
"Oh.. kalau begitu maaf ya.." suara di seberang sana memutus hubungan telpon.
Selang beberapa menit kemudian, telpon pun berdering lagi. "Halo.. bisa bicara dengan Pak Kausar?" terdengar suara dari seberang sana, lagi-lagi menanyakan Pak Kausar. Aku pun terpaksa menjelaskan kembali kepada orang di seberang telpon sana, bahwa tidak ada yang namanya Pak Kausar di rumah ini.
Masih dalam hitungan beberapa menit kemudian, telpon berdering lagi. "Halo.. bisa bicara dengan Pak Kausar?"
Nah lho..! Agaknya ada yang tidak beres nih? Koq lagi-lagi ada orang menanyakan Pak Kausar. Suaranya mirip lagi dengan penelpon pertama dan kedua. Aku pun kembali menjelaskan dengan nada suara meninggi bahwa TIDAK ADA YANG BERNAMA PAK KAUSAR DI RUMAH INI!
Tapi si empunya suara dibalik telpon itu meyakinkanku bahwa dia tidak salah sambung. Karena setelah dicocokkan nomor telponnya denganku memang benar tuh nomor yang dituju orang tersebut adalah nomor telpon rumahnya Mbak Eca dan Kak Ucang.
Nah, kini giliran aku yang kebingungan. Sampai akhirnya aku menceritakan pengalamanku barusan pada sahabatku Vivi yang baru tiba dari warung. Tapi si Vivi bukannya kebingungan malah dia mentertawakanku.
"Hahaha... Eh sory aku lupa cerita.. Kak Ucang itu nama panggilan sehari-hari di rumah dan nama panggilan dalam keluarga. Kalau nama aslinya ya itu Kausar!"
Hahaha... aku pun ikut tertawa geli menyadari hal itu..
Hehehe, lain kali tanya dulu dong nama aslinya. Selamat pagi mbak.
BalasHapusHahahahaha, udah galak2 ternyata emang bener2 ada yang namanya Pak Kausar :-)
BalasHapusBtw apa kabar mba? Sehat kan? Gimana kuliahnya, udah selesai? Sukses terus yah Mba
@new soul: mksh Mbak kunjungannya..
BalasHapus@mama Zahia: wah, mksh sdh diingatkan kembali kuliahku yg belom kelar2..
hehee.ada 2 saja ya.
BalasHapusbuehehehe... jadi inget, saya pernah salah sambung juga, tapi lebih parah. mencari nama yang sama, Ana. gak tahunya dia nyari pacarnya hehehe.. lah nama yang tlp itu, Wiwin. Sedangkan Wiwin adalah nama kakak sepupu hehehe...
BalasHapus20 thn lalu wah lama banget ya
BalasHapusjiahahahahahaha
BalasHapusgatau nama aselinya
long time no see neh
@Mbak Fanny dan Bang Atta: makasih selalau setia mengunjungi blog sederhana ini..
BalasHapushmmmmm untuk namaku ga ketuker
BalasHapusNice post... sudah terpasang linknya di blog saya. dicek yaa.. :)
BalasHapussalam kenal.
met hari minggu
BalasHapusMungkin waktu kecil kesulitan menyebut Kausar, dan bisanya Ucang..! Hehehe... ada2 saja.
BalasHapusMaaf ya baru sempat mampir krn terhalang banyak kesibukan.
@catatan kecilku: eh, mungkin benar juga ya pendapat Mbak Reny, hehe..
BalasHapusSelamat siang.. mampir lagi.. :D
BalasHapusPerlu pake pegang list nama penghuni rumah qe3 kayak absensi aja ntar :D funny story, untungnya si penelpon dan Rita sama-sama sabar :D
BalasHapuskayaknya perlu juga pegang list penghuni rumah qe3 ntar kayak kartu absensi dah qe3
BalasHapusSalam kenal Rita :) Blognya rame nian, salute