"....Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku)" (QS. Al-Baqarah: 152) Sebelum ini aku pernah me...
"....Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku)"
(QS. Al-Baqarah: 152)
Sebelum ini aku pernah menulis tentang anjuran untuk senantiasa mensyukuri nikmat. Nah...kali ini aku akan menulis tentang 'kufur nikmat'. Apa sih yang dimaksud dengan 'kufur nikmat'?
Pengertian kufur nikmat kira-kira adalah mengingkari nikmat. Bisa juga diartikan tidak mensyukuri nikmat. Padahal Allah SWT menganjurkan kepada kaumnya untuk senantiasa bersyukur atas segala kenikmatan yang diperoleh. Apapun bentuk kenikmatan itu, berapapun besarnya kenikmatan itu, tetaplah harus disyukuri. Sebab, patut diingat tak semua orang diberi kenikmatan oleh-Nya.
Bagaimana sih agar kita tahu bahwa kita bukan termasuk kedalam golongan orang yang kufur nikmat? Mudah saja mencari jawabannya. Cobalah kita untuk selalu melihat 'kebawah', merasakan derita orang-orang yang berada dibawah kita. Jangan selalu melihat ke atas, melihat kesuksesan orang lain, melihat kekayaan orang lain. Cobalah untuk menafsirkannya pada diri sendiri dan membandingkan dengan diri kita sendiri.
Menghambur-hamburkan uang, hidup boros, gaya hidup berlebihan adalah salah satu contoh kufur nikmat. Menggunakan harta yang dimiliki untuk hal-hal mubazir. Alangkah sayangnya berlaku demikian. Bukankah lebih baik membantu orang lain yang dalam kesulitan?
Andai kita sedang berada diatas kenikmatan, sekali-sekali cobalah menengok keadaan dibawah. Ini untuk menghindari agar kita tidak takabur dan sombong. Boleh jadi Allah SWT sedang memberi ujian kepada kita yaitu ujian kenikmatan. Tak sedikit orang yang terpuruk jatuh ke bawah lantaran dia menjadi sombong dengan nikmat yang dia miliki.
Semoga kita semua bukan termasuk kedalam golongan orang yang kufur nikmat ya?
COMMENTS