Aku teringat pengalaman lucu ketika bepergian bareng teman. Awal tahun 2015 yang lalu kami jalan-jalan ke Malaysia dan Singapura. Dari tan...
Aku teringat pengalaman lucu ketika bepergian bareng teman. Awal tahun 2015 yang lalu kami jalan-jalan ke Malaysia dan Singapura. Dari tanah air kami sudah membekali isi dompet dengan dolar Malaysia maupun Singapura. Kami berangkat dari Palembang menuju Malaysia. Dua hari di sana kami menyeberang via darat ke negara yang punya ciri khas landmark-nya patung singa.
Begitu tiba di Sinapura kami mencari hotel dan nitip koper. Setelah urusan hotel selesai kami langsung jalan-jalan lagi. Kami singgah di sebuah pusat perbelanjaan. Biasa nih, namanya juga cewek pasti tergoda dengan barang-barang yang dipajang. Pas lihat isi dompet dengan harga barang-barang yang kami minati koq gak sebanding ya. Mahalan harga sepatu daripada isi dompet kami, haha..
Timbul ide untuk menukarkan dolar Malaysia yang masih tersisa beberapa lembar. Lumayan deh buat dipakai belanja. Kalau dibawa pulang ke Indonesia kan gak bisa diapa-apakan dolar itu kecuali buat koleksi saja.
"Mba, kita cari money changer aja yukk.. Kita tukerin aja dolar Malaysia ini buat belanja, hehe..," temanku Rika punya ide.
"Hmm..ide yang bagus. Oke, kita cari yukk...hehe..,"sambutku senang.
Alhasil, setelah muter-muter di dalam pusat perbelanjaan itu, kami menemukan sebuah gerai. Di gerai itu banyak yang antre berderet-deret.
"Nah...kayaknya itu money changer-nya. Yukk Mba, kita ikutan antre di belakangnya," ajak Rika.
"Yukkk....," aku menimpali.
Satu persatu orang-orang yang antre di depan kami dilayani oleh kasirnya. Entah apa yang mereka percakapkan kami tak begitu memonitor. Yang jelas setelah dilayani orang-orang itu keluar dari antrean.
Tibalah saatnya Rike yang berada di depanku dilayani oleh kasir itu. Dengan bahasa Inggeris seadanya terjadilah percakapan, yang kira-kira begini terjemahannya:
"Apa yang bisa saya bantu, Bu?" taanya si kasir (dalam bahasa Inggeris tentunya, hehe)
"Saya mau menukarkan dolar Malaysia dengan dolar Singapura. Berapa kurs dan biayanya," tanya Rika kepada si kasir.
"Hmm... di sini bukan money changer, Bu! Di sini tempat beli kupon toto," si kasir menjelaskan sambil tersenyum.
"Ohh...jadi ini bukan money changer ya? Maaf ya...," Rika tersipu sambil berlalu.
Akupun mengikutinya keluar dari antrean di depan kasir. Tawa kamipun pecah.
"Hahaha.... Terkecoh kita Mba, kiran money changer! Ternyata toto Singapura, haha....,"
*) Toto Singapura adalah sejenis permainan judi ala Singapura yang populer di negara tersebut. Sepertinya warga di sana suka membeli toto Singapura. Buktinya entah itu laki-laki atau perempuan, tua atau muda, mereka antre seperti ular di gerai yang menjual kupon toto Singapura.
Haduh terkecoh ya bun...udah serius bingitz baca nya tadi, kirain tuh orang antri tiket nonton...hihii...
BalasHapusDuhh.yg sering nonton ingetnya antrean tiket nonton..hehe..
HapusWaduh...
BalasHapusUdah ikut antri panjang ya, mak. Hihihii
Iya nih Mba...bener2 terkecoh..hehe..
HapusXixixi, tapi pengalamannya luar biasa, ya? :D
BalasHapusHehe.. Mksh Mba atensinya
Hapus..
hahaha saya juga penah neh pnya pengalaman yang sama kesel sekaligus pengen ngakak hehehe
BalasHapushaha... toss ya Mba... punya pengalaman lucu juga ya.. hehe..
Hapusya ampun, emang gak ada tulisan money changer mbak? wah untung ada temennya ya, kalo sendirian rasanya gimana gitu
BalasHapusMemang sih gak ada tulisan money changer.. Kita hny sok pede saja ikut ngantre.. Hehe..
Hapusnanggung, gak sekalian beli kuponnya aja wkwkwk
BalasHapus#dislepeeet mb rita :D
Hehe... Sayangya kita gak hobi beli lipon itu..
Hapushahaha salah ya mbak, jadiitu tempat beli judi gitu
BalasHapusHehe...iya Mba..salah tempat.
Hapusbanyak yang mencoba peruntungannya ya mba hehehe
BalasHapusHehe...mksh atas kunjungannya ya Mba..
Hapus